Manado — Langkah kaki Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling (YSK), terdengar menembus derasnya hujan yang mengguyur Kelurahan Mahakeret, Kecamatan Wenang, Kamis pagi. Tanpa banyak iring-iringan, ia mendatangi langsung warga yang tertimpa musibah angin puting beliung—membuktikan bahwa kehadiran pemimpin tak selalu harus diumumkan dengan megafon.
Bencana yang terjadi sekitar pukul 07.30 WITA itu memorak-porandakan 42 rumah warga, dengan sembilan rumah di antaranya mengalami kerusakan parah. Sekitar 40 kepala keluarga kini tengah mencoba bangkit dari puing-puing kehidupan yang runtuh dalam hitungan menit.
Gubernur YSK tampak membagikan bantuan secara langsung—bukan hanya beras dan makanan instan, tapi juga harapan dan keteguhan. “Pemerintah tidak akan pernah tinggal diam. Kami akan terus ada, bukan hanya hari ini, tapi selama warga membutuhkan,” ujar YSK kepada media, dengan jaket yang basah kuyup terkena hujan.
Dalam situasi serba sulit, kehadiran fisik seorang pemimpin membawa makna lebih dari seribu kata. YSK juga menyampaikan bahwa pemerintah telah berkoordinasi dengan BMKG untuk mempercepat dan memperluas informasi cuaca ke masyarakat.
“Kami minta masyarakat tetap waspada. Cuaca masih belum stabil, dan bencana bisa datang sewaktu-waktu. Tapi kami pastikan, tangan pemerintah akan selalu terulur,” katanya.
Warga Mahakeret menyambut kehadiran YSK dengan rasa haru. Di tengah tenda darurat, mereka tak hanya menerima bantuan logistik, tapi juga semangat untuk bangkit.
“Ini bukan soal besar kecilnya bantuan, tapi rasa bahwa kami tidak sendiri. Itu yang membuat kami kuat,” ucap seorang warga, sambil memeluk anaknya yang menggigil.