Minahasa – Siang itu, Jumat (30/8/2025), suasana perbatasan Desa Pulutan, Kecamatan Remboken, dan Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan, mendadak mencekam. Tim Patroli Reaksi Cepat (PRC) Polres Minahasa yang dipimpin KBO Samapta IPDA Samsul Arasj baru saja menyelesaikan tugas pengamanan di Desa Kiawa. Namun, ketika melanjutkan patroli, pandangan mereka terhenti pada sekelompok anak muda yang berjalan kaki sambil menenteng senjata tajam.
Di tangan mereka tampak tombak jenis sosoroka dan sebilah pisau. Menyadari ada potensi bahaya, petugas segera melakukan pendekatan. Namun, bukannya kooperatif, kelompok itu justru panik dan kabur ke arah perkebunan.
Tak tinggal diam, tim PRC langsung melakukan pengejaran. Suasana berubah seperti adegan film laga, suara langkah kaki berpacu dengan detak jantung para pelarian. Hingga akhirnya, seorang pemuda berhasil ditangkap. Ia kemudian diketahui berinisial VP, warga Desa Tondegesan. Dari tangannya, polisi menyita tombak dan pisau yang sempat ia bawa.
Di hadapan petugas, VP mengaku bahwa dirinya bersama beberapa rekannya baru saja terlibat aksi penyerangan di Desa Pulutan. Konflik antar kelompok yang mereka bawa ke jalanan nyaris berujung pada pertumpahan darah. Bahkan, VP menyebut nama sejumlah rekan yang ikut dalam aksi tersebut, lengkap dengan senjata tajam yang mereka gunakan—mulai dari panah wayer, bulu, hingga tombak.
Kini, VP bersama barang bukti telah diamankan di Mapolres Minahasa. Polisi masih memburu rekan-rekannya yang disebut turut terlibat.
Melalui kasus ini, Polres Minahasa mengingatkan masyarakat, khususnya anak muda, untuk tidak membawa senjata tajam dan tidak mudah terprovokasi. Konflik kecil, jika dibiarkan, bisa berubah menjadi tragedi besar. Orang tua pun diimbau lebih peduli mengawasi anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam aksi berbahaya.
