MINAHASA — Kabut pagi yang menyelimuti lereng Bukit Kasih Kanonang perlahan tersingkap saat langkah Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE, menapaki kawasan yang dikenal sebagai simbol toleransi umat beragama itu. Ditemani Kepala Dinas Pariwisata Sulut, dr. Devi Kartika Tanos, MARS, serta jajaran pejabat eselon II Pemprov Sulut, kunjungan ini menjadi lebih dari sekadar agenda kerja biasa.
Bukit Kasih, yang berada di jantung Minahasa, bukan hanya menyajikan panorama alam yang memukau, tapi juga menyimpan pesan mendalam tentang keharmonisan hidup beragama. Lima rumah ibadah yang berdiri berdampingan di kawasan ini menjadi saksi bisu semangat persatuan yang telah tertanam kuat di tanah Minahasa.
“Bukit Kasih bukan hanya destinasi wisata, tapi simbol persatuan dan keharmonisan. Pemerintah provinsi akan mendorong pengembangan kawasan ini agar semakin menarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” ujar Gubernur Yulius dengan nada penuh optimisme.
Suasana kunjungan terasa hangat meski udara sejuk menyelimuti kawasan pegunungan. Warga setempat pun tampak antusias menyambut kehadiran rombongan gubernur. Beberapa pelaku UMKM lokal terlihat membuka lapak kecil, menjajakan hasil kerajinan tangan dan makanan khas Minahasa.
Bagi Kepala Dinas Pariwisata Sulut, dr. Devi Tanos, kunjungan ini adalah bentuk nyata dari komitmen pemerintah dalam membangun pariwisata yang inklusif dan berbasis potensi lokal.
“Kami terus bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menjadikan Bukit Kasih sebagai destinasi unggulan. Ini bukan hanya soal kunjungan wisata, tapi juga soal memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar,” tegasnya.
Kehadiran Gubernur Yulius di Bukit Kasih juga memberi sinyal kuat bahwa Pemprov Sulut serius dalam menggali dan mengangkat potensi wisata Minahasa sebagai bagian tak terpisahkan dari wajah pariwisata Sulawesi Utara yang kaya dan beragam.
Langkah kecil di Bukit Kasih hari itu menjadi langkah besar menuju pengembangan pariwisata yang bukan hanya indah secara visual, tapi juga bermakna secara spiritual dan sosial.
