MANADO – Suasana dunia pendidikan dasar di Kota Manado tengah dihantui keresahan. Sejumlah Kepala Sekolah Dasar (SD) mengaku harus berutang demi menutupi kebutuhan operasional sekolah, lantaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tak kunjung cair sejak Juli 2025.
Padahal, saat ini sekolah-sekolah sedang menjalani agenda penting, yakni Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), yang memerlukan dukungan dana besar untuk sarana, jaringan internet, hingga pembayaran honor tenaga pendukung.
“WiFi, listrik, air, bahkan honor petugas kebersihan sudah jatuh tempo. Kalau diputus, pasti sasaran kemarahan orang tua dan publik ke kepala sekolah. Padahal bukan salah kami, dana BOS belum dicairkan,” ungkap seorang Kepsek yang meminta namanya tak dipublikasikan.
Yang lebih ironis, demi menjaga kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan, para kepsek rela berutang secara pribadi. “Malu sebenarnya, tapi demi anak-anak kami lakukan. Generasi penerus bangsa tidak boleh dikorbankan,” tegasnya.
Sumber lain mengungkapkan, proses pencairan dana BOS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Manado dinilai terlalu berbelit. Telepon tidak diangkat, pesan WhatsApp pun diabaikan. Kondisi ini memunculkan dugaan adanya unsur kesengajaan memperlambat pencairan.
Para kepala sekolah pun kini berharap Walikota dan Wakil Walikota Manado turun tangan. “Kami minta perhatian serius. Jangan sampai masalah ini mengganggu kualitas pendidikan di Manado,” pinta mereka.
Jika masalah pencairan BOS terus berlarut-larut, dikhawatirkan bukan hanya kualitas pendidikan yang terganggu, tetapi juga kredibilitas pengelolaan anggaran pendidikan di mata publik.