Pembukaan Muswil diawali dengan doa Kristen yang dipimpin Pdt. Renata Ticonuwu, STh. Momen ini menjadi simbol kuat toleransi dan penghormatan lintas iman, sekaligus mencerminkan karakter khas masyarakat Sulawesi Utara yang menjunjung persatuan dalam keberagaman.
Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE, yang hadir bersama jajaran DPP PKB dan pimpinan partai Koalisi Merah Putih, memberikan apresiasi tinggi atas langkah PKB Sulut. Menurutnya, sikap inklusif tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan cerminan nilai hidup orang Sulut yang saling menghargai dan hidup rukun.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa politik bisa menjadi ruang pemersatu, bukan pemecah. Inilah wajah Sulawesi Utara yang sesungguhnya,” ujar Gubernur Yulius Selvanus di sela kegiatan Muswil.
Ketua DPW PKB Sulut, Yusra Alhabsyi, menegaskan bahwa kerukunan di Sulawesi Utara bukan jargon kosong. Nilai tersebut, kata dia, dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kegiatan partai. Ia bahkan menyampaikan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada umat Nasrani yang hadir, disambut tepuk tangan hangat seluruh peserta Muswil.
Pelaksanaan Muswil di masa Adven dinilai semakin sarat makna. Pesan Natal tentang kasih, perdamaian, dan persaudaraan terasa hidup dalam forum politik tersebut. Bagi PKB Sulut, perbedaan bukan ancaman, melainkan kekuatan untuk membangun daerah secara bersama.
Sejumlah kader dari berbagai daerah, termasuk Minahasa, mengaku terharu dengan suasana Muswil yang inklusif dan penuh kekeluargaan. Selain membahas agenda strategis organisasi, Muswil PKB Sulut juga menjadi ruang perjumpaan hangat lintas latar belakang.
Muswil PKB Sulut pun menjelma lebih dari sekadar forum konsolidasi partai. Ia menjadi pernyataan nyata bahwa toleransi dan kerukunan hidup dapat menjadi napas politik dan di Sulawesi Utara, nilai itu terus dijaga dan dirayakan.


