Sulut – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Prof DR (Hc) Olly Dondokambey dalam Ibadah Syukur Natal dan Tahun Baru Kerukunan Keluarga Pendeta dan Guru Agama (KKPGA) GMIM Rayon Minahasa, di Gedung Wale Ne Tou Minahasa Tondano, memberikan jaminan asuransi Perkasa kepada kepada para tokoh agama. Di ketahui tahun 2024 ini, kepesertaan untuk 32 ribu pelayan khusus (pelsus) dan 3 ribuan pendeta. Selasa (09/01/2024).
jaminan asuransi Perkasa merupakan gagasan kerja sama dengan
BPJamsostek. Menurut Gubernur, Program Perkasa ini memberikan manfaat langsung
kepada peserta, yakni pada saat Covid-19, mendapat tunjangan. Demikian juga
ketika El Nino, peserta dapat tunjangan. “Ini merupakan program satu-satunya di
NKRI. Karena doi tempat lain masih studi banding, tetapi Sulut sudah jalan
selama 5 tahun,” ungkapnya.
Selain itu, Gubernur menyampaikan kepada seluruh tokoh agama
yang hadir, di mana seluruh pekerja sosial keagamaan, dapat merasakan manfaatnya.
Karena asuransi tersebut, mencakup kecelakaan kerja dan kematian.
“Manfaat akan dirasakan oleh keluarga, makanya program ini harus
disampaikan agar Pelsus tahu persis. Karena program ini,
sifatnya asuransi yang memproteksi. Jadi anak-anak yang ditinggalkan nanti,
dapat lanjut sekolah. Karena program disiapkan untuk yang hidup,” sebut Olly.
Masuk di tahun politik yang akan memilih figur pemimpin, warga
jemaat dan masyarakat Sulut diimbau untuk memilih calon pemimpin yang sepak
terjangnya adalah pengayom. Bukan sebaliknya, pemimpin yang memiliki karakter
buruk. Di mana Olly mengibaratkannya dengan karakter Herodes.
“Pada kisah Natal diceritakan tentang berbagai karakter, yang
manakah yang akan kita pilih, karakter Yesus, Maria, Yusuf, Orang Majus atau
Herodes. Pilihan itu ada pada kita,” tukasnya.
Tahun 2024 sebagai tahun politik, ungkap Olly akan menentukan
arah NKRI maju ke depan, yakni dari Sabang sampai Merauke, apalagi Sulut
menjadi pintu gerbang di Pasifik.
“Di tahun 2024 ini, jangan sampai kita salah pilih. Minta Tuhan
berikan hikmat untuk memilih pemimpin yang tepat. Hati-hati juga, karena saat
ini, banyak orang yang babuju (merayu-red) karena memang musim tahun politik.
Nah, sebagai pemuka agama dan pemimpin, pilihlah bukan karena politik
identitas,” tegas Olly.
Sebagai pemimpin agama, Olly mengajak untuk tidak takut
menceritakan tentang kebenaran. “Kalau kita tidak mau menceritakan kebenaran,
sebenarnya kita sudah jatuh ke dalam dosa. Seperti yang terjadi di Taman Eden,
di mana Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, karena tidak mau menceritakan
kebenaran,” tukasnya sembari menambahkan bahwa Allah telah mengirim Tuhan Yesus
untuk mendamaikan hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Olly juga mengingatkan para pelsus untuk sama-sama menjaga
keutuhan organisasi GMIM. “Jaga kelembagaan, tidak mementingkan kepentingan
pribadi. Pelsus dan Pendeta harus jaga organisasi GMIM dengan baik. Bagaimana
GMIM sudah berjalan dengan track yang ditentukan. Bahkan menjaga kerja sama
yang baik antara pemerintah dan gereja,” jelasnya.
Kalau kembali direfleksi, rinci Olly, para Pendeta dan Guru
Agama sebagai pembawa firman dan saluran berkat bagi jemaat di lingkup GMIM,
maka ini menjadi tugas bersama, sehingga GMIM menjadi tonggak penjaga di pintu
gerbang Asia Pasifik. “Apalagi kerja sama dengan geraja di luar negeri saat
ini, sudah mulai berdampak positif,” sebutnya.
Khusus untuk pembangunan Christian Center, Olly juga
menyampaikan akan kembali dilanjutkan, setelah adanya kucuran bantuan dari
pusat.
“Pembangunan Christian Center dengan dana Rp160 Miliar, kembali
akan dilanjutkan, karena tidak mungkin berharap APBD, karena anggaran memang
defisit. Tetapi ada mujizat, karena Menkeu memberikan kucuran dana sehingga
pekerjaan dapat dilakukan,” katanya.
Di penghujung sambmutannya,
Olly mengajak pemimpin umat untuk saling mendukung program agar dapat
dijalankan.