MINAHASA – Jeritan masyarakat kecil kembali diabaikan! Setelah sempat ditutup karena praktik kotor, SPBU Tateli di Minahasa kembali menjadi sarang mafia solar subsidi. Parahnya, aksi ini diduga dipimpin langsung oleh pengawas SPBU sendiri!
Pantauan di lapangan pada Senin (4/8/2025) memperlihatkan pemandangan memuakkan: solar subsidi yang seharusnya untuk nelayan dan petani justru bebas mengalir ke jeriken dan truk-truk pengepul. Tanpa rasa takut, para pelaku beraksi di siang bolong, seolah hukum tak berlaku di tempat ini.
Tak hanya itu, seorang sopir truk yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengguncang fakta mengejutkan:
“Manager (Kardi) juga ikut bermain. Dia punya dua mobil yang dipakai untuk tampung solar. Semua diatur dari rumah panggung dekat SPBU,” ungkapnya blak-blakan.
Nama Kardi, sang pengelola SPBU, disebut-sebut sebagai otak kejahatan yang menyedot hak rakyat miskin! Dengan modal jaringan dan jabatan, solar subsidi yang harusnya menyelamatkan rakyat malah dijual demi kepentingan pribadi.
Padahal, Pertamina pernah memberikan sanksi penutupan sementara beberapa bulan lalu. Namun sayang, sanksi itu terbukti tidak lebih dari formalitas—tidak membuat pelaku jera, bahkan kini lebih nekat.
Praktik keji ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi pengkhianatan terhadap rakyat. Ketika negara memberi subsidi demi keadilan sosial, oknum serakah justru menari di atas penderitaan masyarakat kecil.
Kapolda Sulut dan PT Pertamina wajib turun tangan! Jangan biarkan praktik kotor ini terus berlangsung. Hukum harus ditegakkan. Mafia BBM harus dihancurkan sampai ke akar!