Manado – Kabar pemecatan Kompol Kosmas Kaju Gae bagaikan petir di siang bolong bagi keluarga besar Laja–Ngada. Betapa tidak, sosok yang selama ini menjadi kebanggaan keluarga dan tanah kelahirannya, kini harus menerima kenyataan pahit yang mengguncang hati banyak orang.
Kompol Kosmas bukan sekadar perwira polisi. Ia adalah simbol kerja keras, disiplin, dan tekad seorang anak Flores yang berhasil menembus kerasnya dunia kepolisian. Dari nol, ia menapaki jalan panjang penuh perjuangan hingga menyandang pangkat Kompol—sebuah pencapaian yang tak bisa diraih tanpa keberanian dan dedikasi.
Kini, kabar pemecatan itu seolah merobek hati keluarga dan masyarakat yang mengenalnya. Air mata tak terbendung, namun keyakinan tetap terjaga: Tuhan dan leluhur tak pernah menutup mata.
Bagi keluarga, kenangan tentang keberanian Kompol Kosmas masih terpatri kuat. Saat demonstrasi besar di Jakarta, ia berdiri di garis depan. Tak sedikit nyawa terselamatkan, termasuk para pejabat negara, berkat pengabdian dan sikap sigapnya. Momen itu menjadi bukti bahwa pengabdiannya bukan sekadar tugas, melainkan lahir dari hati seorang putra Flores yang tulus menjaga negeri.
Meski dunia kini memandang dengan kacamata berbeda, di mata keluarga, Kosmas Kaju Gae tetaplah pahlawan sejati. Doa pun dipanjatkan, semoga Tuhan memberi kekuatan, dan leluhur di tanah Laja menuntun langkahnya melewati badai ini.
“Paman Kosmas tetap kebanggaan kami. Tetaplah kuat, karena setelah luka pasti ada berkat yang lebih besar,” ucap keluarga penuh haru.
Hari ini, Flores berduka. Ngada berdoa. Dan di tengah kepedihan, satu keyakinan terus menggema: seorang pahlawan tak pernah benar-benar jatuh, karena namanya sudah terpatri di hati banyak orang.