Iklan

Iklan

Di Balik Hening Pengabdian: Hari Istimewa Anik Fitri Wandriani, Perempuan yang Menghidupkan Sulut dari Akar

Swara Manado News
Kamis, 11 Desember 2025, 08:39 WIB Last Updated 2025-12-11T00:41:55Z


Manado - 
Di tengah hiruk-pikuk pembangunan Sulawesi Utara yang terus bergerak cepat, ada satu sosok yang bekerja dengan ritme berbeda: tenang, bersahaja, namun jejak pengabdiannya terasa sangat dalam.  


Sosok itu adalah Anik Fitri Wandriani, perempuan yang hari ini merayakan ulang tahunnya dengan cara yang tetap ia pilih sejak awal: sederhana, penuh makna, dan dekat dengan masyarakat.


Dalam ruang-ruang PKK, posyandu, sekolah PAUD, hingga sentra kerajinan, nama Anik telah menjadi inspirasi; bukan karena sorotan kamera, tetapi karena sentuhan kerjanya yang nyata. 


Ia hadir sebagai penopang keluarga besar Sulut, memastikan bahwa pembangunan tidak hanya bicara gedung dan angka, tetapi juga manusia, terutama perempuan, anak, dan keluarga.


Dari pemberdayaan kaum perempuan, pendampingan ibu dan anak, hingga menghidupkan kembali kejayaan kerajinan lokal, Anik menempatkan dirinya di garis depan. Ia memastikan setiap program bukan sekadar seremoni, melainkan pekerjaan yang benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat hingga ke desa-desa.


Tahun ini menjadi saksi panjang pengabdiannya. Setiap apresiasi yang diterima bukan ia anggap sebagai miliknya sendiri, melainkan milik ribuan kader PKK yang bekerja dalam diam. 


“Keberhasilan hanya mungkin terjadi karena cinta yang diikat dalam kerja bersama,” begitu kalimat yang berulang ia sampaikan sebuah filosofi yang kini hidup di banyak komunitas perempuan Sulut.


Sosok Anik juga selalu hadir dalam momen-momen yang menyentuh. Saat mengisi malam kudus di Graha Gubernuran, ia berdiri di sisi suaminya, Gubernur Yulius Selvanus, menunjukkan bahwa kepemimpinan besar selalu lahir dari kerja bersama. 


Ia juga menemani para atlet muda, para pengrajin lokal, para ibu rumah tangga yang sedang berjuang memulai usaha kecil, hingga siswa SMK di Jepang yang menitipkan rasa terima kasih kepadanya—bukti bahwa perhatian seorang “ibu daerah” mampu menembus batas geografis.


Tatapannya lembut, langkahnya tegas. Dalam setiap kunjungan, ia berbicara tentang pendidikan anak, ketahanan pangan keluarga, kesehatan ibu, hingga kemandirian ekonomi desa dengan bahasa yang sederhana dan menyentuh, membuat setiap orang merasa dekat, bukan berjarak.


Itulah yang membuatnya berbeda. Anik tidak membangun tembok layaknya pejabat, tetapi jembatan harapan bagi banyak orang.


Di hari ulang tahunnya, ucapan dan apresiasi datang dari berbagai penjuru: kader PKK yang merasakan arah baru gerakan mereka, para pengrajin yang kembali berdaya, para ibu yang kini rutin ke posyandu, hingga siswa didikan program pendidikan Sulut yang sedang belajar di negeri orang. Mereka menyebutnya sebagai perempuan yang “tidak hanya hadir, tetapi menghidupkan.”


Perjalanan masih panjang. Namun Sulawesi Utara tahu satu hal: dalam setiap langkah pembangunan yang digagas Gubernur Yulius Selvanus, selalu ada seutas benang halus yang merajut keseimbangan dan benang itu bernama Anik Fitri Wandriani, perempuan yang memilih bekerja dalam hening demi melihat daerahnya bertumbuh dengan cara paling manusiawi.


Selamat ulang tahun, Ibu Anik. Pengabdianmu adalah hadiah bagi banyak orang.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Di Balik Hening Pengabdian: Hari Istimewa Anik Fitri Wandriani, Perempuan yang Menghidupkan Sulut dari Akar

Terkini

Iklan