Manado – Setelah menjalani Pendidikan Dasar Militer (Sarmil) dan Pendidikan Dasar Golongan (Sargol) selama empat bulan di Satuan Pendidikan 4 (Satdik 4) Manado Kodiklatal, sebanyak 100 orang Siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI Angkatan Laut Angkatan 44 Gelombang 2 resmi dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Prajurit TNI AL. Upacara pelantikan ini dipimpin oleh Wakil Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Laut (Wadan Kodiklatal) Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya, yang berlangsung di Lapangan Pohon Kasih, Kawasan Megamas Manado, pada Jumat (7/3).
Upacara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Dr. Johanes Victor Mailangkey, Inspektur Kodiklatal Brigjen TNI Marinir Hendro Suwito, Dirdik Kodiklatal Brigjen TNI Marinir Fransisco Simanjorang, Danlantamal VIII Laksma TNI May Franky Pasuna Sihombing, Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Martin Susilo Martopo Turnip, serta Forkopimda Provinsi Sulawesi Utara, bersama dengan perwakilan pejabat TNI dan Polri di Sulawesi Utara.
Dankodiklatal Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah, dalam amanat yang dibacakan oleh Wadan Kodiklatal, mengucapkan selamat dan sukses kepada 100 siswa yang telah dilantik menjadi Prajurit TNI Angkatan Laut dengan Pangkat Kelasi Dua. Ia berharap agar Pendidikan Sarmil selama tiga bulan dan Pendidikan Sargol selama satu bulan dapat membentuk para siswa menjadi prajurit yang tanggap, tanggon, dan trengginas, serta memiliki pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang siap dikembangkan dalam Pendidikan Dasar Golongan Lanjutan (Sargolan) selama dua bulan ke depan.
Melalui sumpah yang baru saja diucapkan, para siswa kini resmi menjadi Prajurit TNI Angkatan Laut. Dalam kesempatan tersebut, Dankodiklatal juga mengingatkan agar mereka selalu menjalankan kewajiban sebagai prajurit jalasena dengan penuh tanggung jawab, mematuhi hukum, dan memegang teguh disiplin keprajuritan yang dilandasi oleh jiwa Sapta Marg, Sumpah Prajurit, serta Trisila TNI Angkatan Laut.
Rangkaian upacara tersebut diakhiri dengan berbagai atraksi, termasuk demo kolonel senapan, bela diri jala raga, dan pembebasan sandera yang diperankan oleh para siswa. Setelah acara, siswa bertemu dengan orang tua dan keluarga yang hadir untuk merayakan pencapaian ini bersama-sama.