Iklan

Iklan

Di Balik Lampu Rumah Dinas: Gubernur Sulut Bersaksi Tentang Cinta dan Kesetiaan

Swara Manado News
Selasa, 06 Mei 2025, 09:21 WIB Last Updated 2025-05-06T01:21:25Z


MANADO, Swaramanado.co — Malam masih dini ketika halaman rumah dinas Gubernur Sulawesi Utara di Kelurahan Bumi Beringin bermandikan cahaya. Namun bukan urusan politik atau pertemuan strategis yang berlangsung Senin (5/5/2025) dini hari itu. Gubernur Yulius Selvanus memilih membagikan sesuatu yang lebih personal—kesaksian tentang cinta, kesetiaan, dan perjalanan panjang sebuah rumah tangga.


Dengan mengenakan kaus coklat polos, Yulius berdiri bersisian dengan sang istri, Anik Yulius Selvanus, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Sulut. Di hadapan keluarga, sahabat, serta kolega seperti Wakil Gubernur Victor Mailangkay dan Sekprov Tahlis Gallang, Yulius membuka lembaran hidup yang jarang tersentuh publik.


“Terima kasih kepada maitua saya. Tiga puluh tiga tahun setia mendampingi dalam suka dan duka,” ucapnya pelan, nyaris berbisik.


Tak ada pesta ketika keduanya menikah lebih dari tiga dekade lalu. “Kami dulu, abis kawin tidak ada pesta. Banyak hal yang harus dikerjakan,” ujarnya mengenang masa itu.


Rencana syukuran besar sebenarnya telah disiapkan untuk Sabtu (10/5) di tanah kelahirannya di Kakas, Minahasa. Namun agenda kenegaraan, dari rapat di Kementerian Pertahanan hingga pertemuan dengan Presiden, membuat rencana itu ditunda.


Tetapi tak ada panggung besar yang bisa menggantikan ketulusan malam itu. Dengan tawa, air mata, dan kenangan, Gubernur Yulius membagikan sebuah pesan: bahwa kesetiaan bukan sekadar bertahan, tetapi terus memilih untuk mencintai meski jarak memisahkan.


“Selama tugas militer, 18 kali saya dan istri tinggal berjauhan. Saya pernah ditempatkan di Timor-Timur, Papua, hingga luar negeri. Anak-anak lahir tanpa saya,” katanya, suara bergetar.


Dengan lembut, ia menatap Anik. “Yang kuat itu istri saya. Yang tidak kuat saya,” ujarnya, disambut tawa haru para tamu.


Ketiganya dibesarkan dalam semangat pengabdian. “Anak-anak tetap tinggal di Serang, Banten. Supaya kami bisa fokus bekerja. Syukurlah, mereka tumbuh rendah hati,” ucapnya.


Pengabdian, bagi Yulius, adalah panggilan. “Saya ini separuh Toraja, separuh Kakas. Tapi Tuhan memilih saya. Pak Prabowo mengutus ke Sulut, masyarakat menerima, saya diberi kemenangan. Maka saya harus mengabdi,” tuturnya.


Di tengah malam yang penuh kesan itu, Gubernur Yulius juga mengingatkan bahwa di balik sikap tegasnya sebagai mantan prajurit, tersimpan sisi lembut. “Kadang saya meledak-ledak, tapi hati saya itu selembut salju,” katanya sambil tersenyum.


Pernyataan paling menyentuh datang di akhir pidato. “Selama 33 tahun menikah, saya tidak pernah marah pada istri. Kalau anak dimarahi mamanya, saya yang menangis,” ungkapnya, membuat suasana hening sejenak.


Dengan tawa kecil, ia menutup malam itu. “Coba bayangkan itu, Virgo dilawan,” candanya.


Cinta, bagi Yulius, bukan sekadar rasa. Ia adalah fondasi pengabdian. Dan rumah tangganya bersama Anik adalah bukti bahwa kesetiaan bisa bertahan, bahkan dalam pusaran tugas negara.

Penulis/editor: Denny Mintianto

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Di Balik Lampu Rumah Dinas: Gubernur Sulut Bersaksi Tentang Cinta dan Kesetiaan

Terkini

Iklan