Manado, 21 Juni 2025 — Festival Bung Karno Manado (FBKM) 2025 resmi ditutup pada Sabtu (21/6/2025) dalam sebuah seremoni penuh makna di Pasar Wisata Bunaken, Tongkaina. Penutupan dilakukan langsung oleh Wali Kota Manado, Andrei Angouw, yang menegaskan bahwa FBKM bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan momentum reflektif untuk menggali kembali warisan pemikiran sang Proklamator, Ir. Soekarno.
“Semangatnya adalah agar masyarakat mengenal dan memahami pemikiran-pemikiran Bung Karno,” kata Andrei di hadapan para tamu dan peserta festival. Ia menambahkan bahwa nilai-nilai yang diwariskan Bung Karno masih sangat relevan untuk generasi muda saat ini yang tengah mencari jati diri dan arah perjuangan bangsa.
FBKM 2025 yang digelar sepanjang bulan Juni ini terasa istimewa. Selain memperingati Hari Lahir Pancasila, Hari Lahir Bung Karno, dan Hari Wafat Sang Proklamator, acara tahun ini juga mengambil lokasi yang tidak biasa—Pasar Wisata Bunaken. Pemilihan tempat ini bukan tanpa alasan.
“Kami ingin mengenalkan lokasi ini sebagai ruang publik produktif yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan positif, termasuk kegiatan keagamaan,” jelas Wali Kota.
Festival tahun ini tidak hanya menghadirkan pertunjukan budaya dan diskusi kebangsaan, tetapi juga menjadi ruang aktualisasi bagi generasi muda. Salah satu sorotan acara penutupan adalah penobatan Rajaya Popal sebagai Putra Bahari Manado 2025, yang memikat perhatian publik dengan pesona dan karismanya.
Dengan berakhirnya FBKM 2025, semangat nasionalisme diharapkan tetap menyala dalam keseharian masyarakat Manado. “Ini bukan hanya soal mengenang masa lalu, tapi tentang membangun masa depan dengan semangat perjuangan yang sama,” pungkas Andrei.