Minahasa – Wakil Bupati Minahasa, Vanda Sarundajang, mengimbau seluruh masyarakat yang mampu untuk berpartisipasi dalam program BPJS Kesehatan secara mandiri. Ajakan tersebut disampaikannya saat ditemui di Kantor Bupati Minahasa pada Jumat (18/07/2025), sebagai bentuk kepedulian sosial dan implementasi prinsip gotong royong dalam bidang kesehatan.
“Program BPJS ini adalah bentuk gotong royong dan subsidi silang. Kami mengimbau kepada Bapak dan Ibu yang secara ekonomi mampu untuk ikut membayar iuran secara mandiri,” tegas Vanda.
Ia menekankan bahwa dengan iuran kelas 3 yang relatif terjangkau, yakni sekitar Rp37.000 per bulan, masyarakat sudah turut membantu saudara-saudara yang tidak mampu membayar layanan kesehatan. “Ini bukan soal mampu atau tidak sakit, tapi soal kesiapsiagaan dan solidaritas,” tambahnya.
Vanda mengungkapkan keprihatinannya terhadap data BPJS Kesehatan yang menunjukkan sebanyak 82 ribu peserta mandiri di Minahasa saat ini berstatus tidak aktif karena tidak membayar iuran. Menanggapi hal tersebut, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah bersama BPJS akan segera turun langsung melakukan sosialisasi menyeluruh.
“Kami akan bergerak ke lapangan, mengedukasi masyarakat tentang manfaat BPJS. Biaya yang kita bayarkan itu kecil, tapi manfaatnya bisa menyelamatkan nyawa dan harta ketika sakit datang tiba-tiba,” ujarnya.
Vanda menyoroti fenomena masyarakat yang merasa sehat sehingga enggan membayar iuran BPJS. Ia mengingatkan bahwa tanpa perlindungan kesehatan, biaya medis bisa menjadi beban berat.
“Seringkali orang bilang sehat itu mahal. Tapi ketika sakit, dan tidak punya perlindungan, kita bisa sampai jual mobil, tanah, atau rumah. Dengan BPJS, kekhawatiran itu bisa ditekan,” katanya.
Pemerintah daerah juga menawarkan solusi bagi peserta mandiri yang menunggak iuran. Vanda menyebutkan bahwa saat ini tersedia skema cicilan untuk memudahkan masyarakat mengaktifkan kembali kepesertaannya.
“Intinya kami ingin semua masyarakat terlindungi. Bahkan jika tunggakan bertahun-tahun, tetap bisa dicicil agar bisa aktif kembali,” jelasnya.
Selain itu, Vanda menekankan pentingnya pembaruan data peserta secara rutin. “Data BPJS di-update tiap bulan. Ada yang meninggal, pindah, atau sudah mampu bayar mandiri. Ini penting agar bantuan pemerintah tetap sasaran,” imbuhnya.
Vanda menegaskan bahwa idealnya layanan kesehatan dan pendidikan memang seharusnya gratis. Namun karena keterbatasan fiskal negara, skema gotong royong BPJS Kesehatan menjadi solusi yang realistis dan inklusif.
“Dana iuran peserta mandiri sangat membantu keberlangsungan fasilitas kesehatan, dan yang terpenting, bisa menyelamatkan nyawa masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.