Manado – Ketika nama Chantika Elizabeth Miracle Mantiri diumumkan sebagai juara pertama dalam lomba Video Cerita Pendek/Vlog tingkat SMA se-Sulawesi Utara, tepuk tangan meriah membahana. Namun di balik layar panggung prestasi itu, berdiri sosok tenang yang jarang tersorot kamera—Hendra J. Massie, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Binsus Manado.
Ajang Lomba Semarak Anak Indonesia Hebat yang digelar oleh Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Sulawesi Utara dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, memang menjadi panggung bagi siswa untuk menunjukkan kreativitas dan inovasi. Chantika hadir membawa semangat itu, namun tak datang sendiri. Ia datang membawa hasil kerja keras satu komunitas sekolah yang tumbuh dalam atmosfer pembinaan yang hangat dan suportif.
“Prestasi Chantika adalah bukti bahwa ketika anak diberi ruang, dibimbing dengan hati, dan didorong untuk berani, mereka bisa melampaui batas,” ujar Hendra saat dihubungi Sulutnow.com.
Di sekolah yang ia pimpin, pendekatan pendidikan tak hanya berkutat pada angka dan nilai akademik. Hendra dikenal sebagai kepala sekolah yang mendengar, bukan sekadar menyuruh. Ia menjadikan SMA Negeri 9 Binsus Manado sebagai rumah kedua yang nyaman bagi siswanya—tempat mereka bisa mencoba, gagal, lalu bangkit lagi.
“Yang kami bangun bukan hanya kompetensi, tapi juga keberanian untuk mencoba. Kami tanamkan bahwa gagal itu wajar, yang penting jangan berhenti belajar,” jelas Hendra.
Sikap rendah hati dan leadership yang humanis menjadikan dirinya panutan tak hanya bagi siswa, tapi juga para guru. Ia selalu hadir di tengah kegiatan siswa, memberi semangat saat lomba, dan menyambut setiap pencapaian dengan bangga, sekecil apa pun itu.
Kini, SMA Negeri 9 Binsus Manado perlahan menapaki transformasi. Tak sekadar sekolah negeri biasa, tapi menjadi tempat lahirnya generasi muda yang berani bermimpi besar dan bekerja keras menggapainya.
“Semoga kemenangan ini menjadi awal, bukan akhir. Karena Chantika bukan satu-satunya bintang—masih banyak cahaya lain yang akan menyusul bersinar,” tutup Hendra, matanya penuh harapan.