Pulau Talise, Sulawesi Utara – Di tengah kobaran api dan kepanikan ratusan penumpang Kapal Motor Barcelona VA yang terbakar pada Minggu (20/7/2025), seorang perempuan berdiri di garis depan kemanusiaan—bukan dengan senjata atau perlengkapan keselamatan, melainkan dengan keberanian dan cinta terhadap profesinya.
Dialah Iren Bentian, perawat asal RS Talaud, yang bertaruh nyawa demi menyelamatkan pasien jantung dalam perjalanan rujukan ke Manado.
Saat api mulai melahap kapal sekitar pukul 13.30 WITA, Iren bukan hanya menyelamatkan sang pasien dari kobaran api, tapi juga mengorbankan pelampung pribadinya untuk seorang anak kecil, meski itu berarti kehilangan keseimbangan di tengah arus laut yang deras.
“Saya kasih pelampung saya karena saya bisa berenang,” ucapnya, lirih.
Dengan satu tangan memegang pasien dan satu tangan lain mengayuh, Iren berjuang melawan ombak hingga akhirnya terpisah dari sang pasien karena arus. Namun Tuhan masih menyelamatkan keduanya. Sang pasien selamat dan kini telah menjalani operasi jantung di RSUP Kandou dengan hasil baik.
Setelah dievakuasi ke kapal penyelamat dalam kondisi hampir pingsan, Iren kembali bangkit dan merawat korban luka bakar lain yang ditemukan di atas kapal Bakamla“Melihat ada pasien luka bakar di sana, saya turut membantu,” katanya dengan senyum lelah namun tulus.
Aksinya mengundang gelombang apresiasi. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Utara secara resmi memberikan penghargaan atas keberanian dan dedikasinya.
“Apresiasi dan penghargaan sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Ns. Eirene Bentian, S.Tr.Kep,” kata Ketua PPNI Sulut, Ns. Suwandi I Luneto, S.Kep, M.Kes.
Kebakaran kapal yang membawa 571 penumpang itu menewaskan tiga orang dan menjadi salah satu tragedi laut terburuk di wilayah tersebut. Namun di balik duka, kisah Iren muncul sebagai cahaya yang menginspirasi.
Bagi Iren, menjadi perawat bukanlah pekerjaan, melainkan panggilan hidup.
Saya hanya ingin semua pasien saya selamat, ucapnya, air mata membasahi pipinya.