Foto (Ist)
Manado — Pagi buta di Kelurahan Perkamil, Kecamatan Paal 2, suasana berbeda terlihat. Lurah Fanly Solang, S.IP, tak hanya duduk di balik meja, tetapi turun langsung memimpin aksi bersih-bersih bersama jajarannya. Jalanan, lorong-lorong, hingga selokan yang penuh tumpukan sampah menjadi sasaran utama.
Berbekal sapu lidi, karung, dan armada truk sampah kecamatan, Solang bersama para kepala lingkungan dan staf kelurahan memulai kerja bakti. Warga yang melihat pun ikut ambil bagian. “Ini bukan sekadar karena lomba kebersihan. Ini soal membangun budaya. Sampah adalah masalah semua orang, bukan hanya petugas,” tegas Solang.
Menurutnya, seluruh tujuh kepala lingkungan di Perkamil digerakkan untuk mengorganisir warganya. Sampah yang terkumpul dari got, jalan utama, hingga lorong padat penduduk langsung diangkut ke TPS dengan bantuan armada kecamatan.
Gerakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado, Andrei Angouw – Richard Sualang (AARS), yang menekankan pentingnya kesadaran kolektif menjaga kebersihan kota. “Pesan pimpinan tidak berhenti di ruang rapat, tapi dijalankan sampai tingkat kelurahan,” ujar Solang.
Ia menegaskan, masyarakat harus ikut bertanggung jawab. “Jangan tunggu petugas, jangan tunggu lomba. Sampah itu tanggung jawab kita semua. Buanglah pada tempatnya dan sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.
Langkah sederhana namun nyata dari Lurah Perkamil ini menjadi pesan kuat bahwa perubahan tak bisa hanya digerakkan dari balik meja. Dengan turun langsung ke lapangan, ia menunjukkan kepemimpinan yang bekerja bersama rakyat, dari lorong hingga TPS.