Minahasa – Langkah Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Yulius Selvanus (YSK), menata aset pariwisata daerah bukan sekadar mempercantik destinasi, tetapi diarahkan langsung untuk menggerakkan ekonomi rakyat.
Revitalisasi Pemandian Air Panas Sumaru Endo di Tondano menjadi bukti nyata bagaimana aset pemerintah dapat diubah menjadi sumber penghidupan masyarakat.
Destinasi wisata milik pemerintah provinsi yang sebelumnya terbengkalai itu kini mulai berdenyut kembali. Penataan kawasan, perbaikan fasilitas, serta pembenahan lingkungan dilakukan untuk menciptakan ruang wisata yang nyaman sekaligus membuka peluang usaha bagi warga sekitar.
Sebelumnya, Sumaru Endo dikenal kurang terawat dan sepi pengunjung. Kondisi tersebut membuat potensi ekonomi lokal tidak berkembang. Padahal, keberadaan sumber air panas alami seharusnya mampu menjadi magnet wisata yang berdampak langsung pada pendapatan masyarakat, mulai dari pelaku UMKM, pedagang kecil, hingga jasa parkir dan pemandu wisata.
Di bawah kepemimpinan Gubernur Yulius Selvanus, pendekatan pembangunan pariwisata kini berubah. Revitalisasi Sumaru Endo dirancang agar menghadirkan multiplier effect ekonomi, di mana peningkatan kunjungan wisata berbanding lurus dengan meningkatnya perputaran uang di tingkat masyarakat.
“Pariwisata harus memberi manfaat nyata bagi rakyat. Jika wisata hidup, maka ekonomi warga di sekitarnya ikut bergerak,” menjadi semangat yang terus digaungkan Gubernur dalam kebijakan penataan aset daerah.
Dengan wajah baru yang lebih tertata, kawasan Pemandian Air Panas Sumaru Endo diharapkan menjadi ruang tumbuh bagi UMKM lokal.
Masyarakat diberi peluang untuk mengembangkan usaha kuliner, cenderamata, serta jasa pendukung wisata yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Pemerintah Provinsi Sulut optimistis, kebangkitan Sumaru Endo akan menjadi contoh bagaimana aset daerah dikelola untuk kepentingan rakyat.
Penataan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama, bukan sekadar penonton.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Gubernur Yulius Selvanus bahwa pembangunan pariwisata Sulawesi Utara tidak berorientasi elit, melainkan berpihak pada ekonomi kerakyatan.
Pariwisata ditempatkan sebagai instrumen strategis untuk menekan pengangguran, memperkuat UMKM, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bumi Nyiur Melambai.


