Terkait persoalan ini, sebelumnya, menurut keterangan warga, pernah dilangsungkan pertemuan antara para pihak, yakni antara perwakilan warga dengan pihak Pertamina Tahuna serta aparat pemerintah Kelurahan yang diwakili oleh Lurah Batulewe, Jhon Dauhan, guna membicarakan perihal penutupan jalan yang difasilitasi oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kepulauan Sangihe, Junardi, SH. MH, pada tahun 2021 silam.
Adapun hasil pertemun telah disepakati bersama bahwa palang akan dibuka dan kendaraan yang diperbolehkan menggunakan akses jalan alternatif itu, hanyalah kendaraan roda dua ( motor ), roda tiga ( viar pengangkut sampah ) serta kendaraan ambulance atau kendaraan lain yang sifat dan kepentingannya darurat termasuk kendaraan yang membawa pasien sakit.
Beberapa warga mengaku bahwa dalam menjalankan aktifitas sosial kemasyarakatannya, khususnya kendaraan viar pengangkut sampah dan mobil pelayanan kesehatan ambulance untuk melayani orang sakit dan meninggal, terpaksa harus melalui ruas jalan utama melewati perbukitan, dengan kondisi jalannya yang menanjak sangat terjal dan sangat curam saat menuruni bukit. Kondisi ini semakin dipersulit karena keadaan jalan yang berbelok-belok, serta terdapatnya lobang dibeberapa titik ruas jalan tersebut.
Jare Manihai misalnya, seorang petugas pengangkut sampah warga. Dirinya sangat kecewa karena kesulitan melaksanakan tugas pekerjaannya untuk mengangkut sampah dari rumah warga ke tempah penampungan sampah.
" kita ( red : saya ) merasa sangat kecewa karena jelas kita pe pekerjaan terganggu dan terhambat dengan dikuncinya palang jalan oleh pihak Pertamina. Karena setiap kali untuk melewati jalan tersebut, kita harus bolak-balik ke pos SATPAM untuk meminjam kunci palang terlebih dahulu. " ketus Jare kepada saat ditanyai terkait realita yang dialaminya.
" kite pe waktu kerja banyak tersita. Belum lagi ada warga yang memarkir kendaraannya persis didepan palang pintu masuk. Jadi, abis pinjam kunci di pos SATPAM Pertamina, saya harus lagi berjalan mencari pemilik kendaraan supaya posisi kendaraannya dipindahkan. " tambahnya dengan wajah yang nampak sedikit kesal.
Ditempat yang sama dengan ungkapan senada, Ferry Makapuas, salah seorang tokoh masyarakat Batulewehe menyayangkan tindakan pihak Pertamina Tahuna.
" saya sangat kecewa atas tindakan penutupan jalan ini bagi kami akses jalan ini sangat membantu sekali dalam aktifitas kendaraan kami warga Batulewehe. Karena itu, saya meminta agar pihak Pertamina bisa membuka kembali palang jalan yang telah mereka pasang. ujar Ferry.
Menyikapi persoalan ini, Nikson Bawano, Sekretaris LSM LP KPK Sangihe pun turut merespon. Menurutnya, pihak Pertamina Tahuna telah melakukan pengingkaran janji dan bertindak arogan.
" tindakan ini merupakan suatu tindakan yang kurang bijak dan arogan serta saya anggap tidak peduli dengan kesulitan masyarakat. Saya menilai pihak Pertamina Tahuna telah melakukan perbuatan ingkar janji terhadap kesepakatan bersama apalagi yang difasilitasi oleh Pak KAJARI sendiri. Buat apa Pak KAJARI, Pak Junardi, capek-capek dengan penuh kasih dan semangatnya yang tulus untuk menengahi persoalan ini, tapi, justru kenyataannya, hingga sekarang kenapa palangnya tidak dibuka, seakan tidak menghargai jerih-lelah Pak KAJARI. Kasiankan masyarakat, apalagi ini warga sekitar. ungkap
Sementara itu, Kepala Pertamina Tahuna ( Fuel Terminal Tahuna ), ketika dikonfirmasi, tidak bersedia ditemui dan terkesan lari-lari ( red : menghindar ) dengan alasan yang tidak masuk akal.
arya_173
