Manado — Suasana Ruang CJ Rantung, Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Sore itu terasa berbeda. Kamis, 22 Mei 2025, ratusan wartawan dari 245 media berkumpul, menanti arah baru yang akan ditawarkan Gubernur Sulut, Yulius Silvanus Komaling (YSK), bagi masa depan daerah yang dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan tambangnya ini.
Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Steven Liow, menghadirkan wajah-wajah yang sudah akrab di lingkar pemerintahan Sulut. Staf Khusus Gubernur Bidang Politik dan Kebijakan Publik, Viko Onga, duduk berdampingan dengan Kabid Infokom Hendra Tambajong dan Ketua PWI Sulut, Fanny Loupatty. Semua hadir dalam satu semangat: mewujudkan Sulut yang lebih makmur.
Dalam forum ini, satu pesan yang menggema adalah kepedulian Gubernur YSK terhadap kondisi ekonomi rakyat. “Kami tidak hanya ingin membangun, kami ingin rakyat merasakan dampaknya,” ucap Onga, menyampaikan visi besar sang gubernur.
YSK datang bukan hanya dengan janji, tetapi dengan empat program prioritas. Di antaranya, satu program yang mencuri perhatian: realisasi Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). Sebuah gebrakan yang memungkinkan masyarakat menjadi pelaku utama dalam pengelolaan sumber daya emas di tanah mereka sendiri.
“Kalau WPR ini berhasil, dalam lima tahun kita tidak hanya punya tambang, kita punya Sulut Gold. Kekayaan emas itu akan kembali ke tangan rakyat,” tegas Onga, yang disambut antusias para awak media.
Sinergi dengan media pun menjadi strategi penting. YSK percaya bahwa media bukan hanya penyampai kabar, tetapi juga penjaga arah agar program berjalan sesuai harapan. Dengan kolaborasi yang kuat, visi kesejahteraan bukan hanya mimpi, tapi target yang bisa dicapai bersama.
Gubernur YSK pun menutup pesannya dengan harapan: agar seluruh masyarakat Sulut mendukung dan mendoakan empat program ini. “Kami percaya, dengan gotong royong dan restu Tuhan, ‘Bumi Nyiur Melambai’ bisa menjadi rumah yang sejahtera bagi semua,” ungkapnya penuh keyakinan.
Kini, empat program sudah dicanangkan. Langkah sudah dimulai. Tinggal bagaimana seluruh elemen masyarakat dan pemerintah berjalan dalam irama yang sama—menuju Sulut yang bukan hanya indah, tapi juga sejahtera. (DM)
