MANADO — Rabu sore (18/6/25) di Gedung Youth Center, kawasan Megamas Manado, udara terasa hangat, tapi bukan karena cuaca. Di ruang berpendingin itu, semangat puluhan insan olahraga berkumpul untuk satu tujuan: menata ulang masa depan triathlon Manado.
Di tengah deretan kursi dan spanduk sederhana, sebuah nama mencuat—Meykel Damopolii. Politisi muda, Wakil Ketua DPRD Manado, tapi lebih dari itu: seorang penggerak, yang namanya sudah lama bersanding dengan dunia olahraga kota ini.
Musyawarah Kota Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Manado bukan sekadar agenda rutin. Ketua FTI Sulut, Jaune Pungus, bahkan membuka forum ini dengan nada yang jelas: “Ini bukan hanya soal memilih ketua. Ini soal membangun ekosistem olahraga yang berkelanjutan.”
Sorot mata para peserta berubah serius.
Setelah proses demokratis yang berjalan lancar, hasilnya jelas: Meykel terpilih secara aklamasi. Riuh tepuk tangan menyambutnya bukan karena jabatan semata, tapi karena harapan yang dibawa bersamanya.
Dalam pidato perdananya, Meykel tidak menjual mimpi kosong. Ia bicara soal kolaborasi lintas sektor, pembinaan sejak usia dini, dan pentingnya membangun triathlon sebagai identitas kebanggaan lokal.
“Kita tidak bisa jalan sendiri. Kita butuh semua pihak untuk ciptakan atlet tangguh, bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga mental dan dedikasi,” ujarnya dengan nada tegas tapi bersahabat.
Jaune pun tak menyembunyikan optimismenya. Baginya, duetnya bersama Meykel ibarat fondasi dan mesin—saling menguatkan.
“Saya yakin, di bawah kepemimpinan Pak Meykel, triathlon akan lebih lincah, modern, dan benar-benar hadir di tengah masyarakat,” kata Jaune.
Musyawarah itu usai. Tapi bagi triathlon Manado, sebuah langkah besar baru saja dimulai. Dengan nakhoda baru, FTI Manado siap mendayung lebih jauh, menantang ombak prestasi dan menjelma jadi kebanggaan Sulawesi Utara.