Iklan

Iklan

Dr SM Ferdinand Watty: Pendeta Pejuang Demokrasi, Arsitek Kemenangan Prabowo dan Yulius Selvanus

Swara Manado News
Kamis, 26 Juni 2025, 07:06 WIB Last Updated 2025-06-26T02:43:30Z


JAKARTA —
Di balik sorotan politik nasional, muncul sosok yang tak biasa: Dr SM Ferdinand Watty, S.Th., M.Th. Ia bukan sekadar pemuka agama, melainkan pemimpin gerakan rakyat yang menjembatani nilai-nilai spiritual dengan strategi politik. Sebagai Ketua Umum KIPRA (Kita Prabowo), Ferdinand memainkan peran vital dalam mengonsolidasikan kekuatan relawan yang berkontribusi besar terhadap kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 dan Yulius Selvanus di Pilgub Sulawesi Utara.

Segalanya dimulai dari deklarasi KIPRA pada 28 Agustus 2023 di Slipi, Jakarta Barat. Di sana, Ferdinand menyampaikan dengan lantang bahwa perjuangan relawan bukan sekadar memenangkan kandidat, melainkan juga membentuk pemerintahan yang bersih dan berlandaskan Pancasila. Ia berbicara bukan dengan nada kampanye, tapi dengan keyakinan seorang pemimpin rohani yang turun langsung ke gelanggang politik demi masa depan bangsa.


Mengubah Arah Angin di Sulawesi Utara

Salah satu ujian terberat Ferdinand datang dari tanah kelahirannya sendiri: Sulawesi Utara. Di Pemilu 2019, Prabowo hanya memperoleh sekitar 10% suara di sana. Namun, dengan pendekatan akar rumput, konsolidasi strategis, dan penguatan jaringan relawan, Ferdinand berhasil membalikkan keadaan.


Tanah Toraja, Manado, hingga pelosok Minahasa disusuri. Ribuan relawan dihimpun, hingga KIPRA Sulut menargetkan 20.000 relawan aktif di lapangan. Hasilnya tak main-main: kontribusi suara dari Sulut melonjak drastis dalam Pilpres 2024.


Dukung Yulius, Menangkan Pilgub dalam Satu Putaran

Setelah Pilpres usai, perhatian dialihkan ke Pilgub Sulut. Sejak Mei 2024, KIPRA tak berhenti bergerak. Ferdinand mempercayakan Berty Togas sebagai Ketua DPD KIPRA Sulut — sebuah keputusan strategis yang terbukti jitu.


Dukungan penuh pun diberikan kepada Yulius Selvanus. Kantor-kantor relawan dibuka, rumah pemenangan berdiri, dan sinergi politik dibangun. Hasilnya: Yulius menang dalam satu putaran — sebuah prestasi yang memantapkan posisi KIPRA sebagai kekuatan rakyat.


Dari Jalanan ke Istana: Mengawal Pemerintahan

Bagi Ferdinand, perjuangan belum usai meski pilkada telah dimenangkan. Saat Yulius dilantik oleh Presiden Prabowo pada 20 Februari 2025, Ferdinand menyampaikan pesan penting: relawan bukan hanya pejuang pemilu, tapi pengawal pemerintahan. KIPRA pun membentuk tim khusus relawan pengawal visi pembangunan jangka panjang.

Langkah ini mencerminkan komitmen Ferdinand yang tak berubah — mengawal demokrasi bukan dengan kepentingan pribadi, tapi dengan niat tulus memperjuangkan rakyat.


Politik dengan Hati Nurani

Apa yang membuat Ferdinand Watty berbeda? Ia bukan politisi profesional, tapi ia mengerti jiwa politik. Ia bukan hanya pemimpin organisasi, tapi penjaga nilai-nilai. Melalui KIPRA, Ferdinand menyuarakan bahwa politik bisa bersih, inklusif, dan berpihak pada rakyat — jika dijalankan dengan integritas dan nilai spiritual yang kuat.


Dalam diri Ferdinand, bertemu dua dunia: dunia agama yang menjunjung moralitas, dan dunia politik yang butuh keberanian. Ia menjahit keduanya menjadi satu jalan perjuangan.


Kini, ketika nama Ferdinand disebut di kalangan relawan, ia tak lagi hanya dikenal sebagai pendeta. Ia dikenal sebagai pemimpin perubahan — simbol bahwa demokrasi bisa diperjuangkan tanpa harus menggadaikan nilai.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Dr SM Ferdinand Watty: Pendeta Pejuang Demokrasi, Arsitek Kemenangan Prabowo dan Yulius Selvanus

Terkini

Iklan