Manado, 25 Juni 2025 — Sebuah upaya intimidasi berkedok advokasi pendidikan di SMK Negeri 6 Manado gagal total setelah seorang pria yang mencatut nama Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara dipergoki langsung oleh pejabat yang bersangkutan.
Kejadian ini bermula dari kunjungan mencurigakan seorang pria ke ruang kepala sekolah SMKN 6 Manado, Altje Salele. Dengan nada percaya diri, ia mengaku mewakili suara orang tua siswa dan menyatakan dirinya sebagai utusan dari Staf Khusus Gubernur Sulut bidang hukum, John Sada.
“Dia datang membawa nama besar. Saya sempat cemas karena disebut-sebut mewakili pejabat,” ujar Altje dengan nada khawatir.
Namun, insting Altje berkata lain. Ada yang tak beres. Ia langsung menghubungi John Sada untuk memastikan kebenaran identitas tamunya.
Tak lama berselang, John Sada datang langsung ke lokasi bersama timnya. Hasilnya? Dugaan Altje terbukti benar.
“Saat kami tanya, pria itu tak bisa menunjukkan surat tugas, kartu identitas resmi, atau bukti apa pun. Hanya klaim sepihak,” ungkap John Sada.
Investigasi cepat membuktikan bahwa pria tersebut tidak memiliki hubungan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Ia mencoba memanfaatkan nama pejabat untuk mendapatkan akses terhadap dokumen-dokumen internal sekolah.
“Ini bentuk pencatutan nama yang kami anggap serius. Kami tidak pernah menugaskan siapa pun untuk akses data sekolah tanpa prosedur resmi,” tegas John.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara kini tengah menyusun laporan resmi ke pihak berwajib. John Sada juga mengingatkan seluruh kepala sekolah agar tidak mudah percaya kepada pihak luar yang mengaku sebagai LSM, wartawan, atau pejabat.
“Kita harus berani melawan praktik intimidasi semacam ini. Jangan beri ruang pada oknum yang ingin merusak integritas pendidikan,” tegasnya.
Kasus ini menjadi alarm keras terhadap modus-modus baru yang sering memanfaatkan isu pendidikan untuk kepentingan pribadi. Pemerintah daerah berkomitmen menindak tegas siapa pun yang menyalahgunakan nama jabatan atau lembaga.