Bolaang Mongondow Selatan – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Yulius Selvanus Komaling (YSK), melakukan kunjungan kerja ke Desa Modisi, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sabtu (28/6). Kunjungan tersebut bertujuan memantau langsung progres pembangunan kawasan relokasi bagi warga terdampak erupsi Gunung Ruang.
Didampingi Bupati Bolsel Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid, Gubernur YSK meninjau detail pembangunan perumahan dan fasilitas pendukung di lokasi relokasi seluas 10 hektare yang dirancang untuk menampung 301 kepala keluarga. Kawasan ini juga akan dilengkapi dengan balai desa sebagai pusat pelayanan administrasi masyarakat.
“Progresnya sangat baik, ini adalah hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Saya akan melaporkan langsung kepada Menteri dan Bapak Presiden,” ujar YSK saat memberikan keterangan kepada pers.
Tak hanya fokus pada pembangunan fisik, YSK juga menekankan pentingnya aspek pemberdayaan ekonomi bagi warga relokasi, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani.
“Kami telah berkoordinasi dengan Bupati Bolsel untuk memastikan adanya program pengembangan sektor perikanan dan perkebunan agar warga bisa segera mandiri secara ekonomi,” tambahnya.
Bupati Kepulauan Sitaro, Chyntia Inggrid Kalangit, hadir dalam kunjungan tersebut mewakili para warga relokasi asal Pulau Tagulandang yang menjadi korban letusan Gunung Ruang.
Sementara itu, Bupati Iskandar Kamaru menjelaskan alasan pemilihan Desa Modisi sebagai lokasi relokasi. “Kami memilih Modisi karena masyarakatnya berasal dari etnis yang sama dengan warga Sitaro. Ini akan mempermudah proses adaptasi sosial dan budaya,” jelasnya.
Kunjungan ini juga dihadiri sejumlah kepala daerah dan pejabat penting dari wilayah Bolaang Mongondow Raya, termasuk Bupati Bolmong Yusra Alhabsyi, Wali Kota Kotamobagu Weny Gaib, Wakil Wali Kota Rendy Mangkat, Sekprov Sulut Tahlis Gallang, Kadis Kominfo Denny Manggala, Kapolres Bolsel AKBP Kuntadi Budi Pranoto, dan Kajari Kotamobagu Elwin Khahar.
Dengan semangat gotong royong lintas daerah, proyek relokasi ini diharapkan mampu menjadi model pemulihan pascabencana berbasis kemanusiaan dan keberlanjutan.
