Minahasa – Praktik ilegal penjualan solar bersubsidi di Minahasa terbongkar. Investigasi mengungkap keberadaan belasan gudang penyimpanan solar ilegal yang tersebar di berbagai lokasi, dikelola sindikat yang diduga melibatkan dua oknum polisi.
Jaringan Mafia Solar yang Terstruktur:
Sindikat ini beroperasi secara terstruktur, dengan beberapa "bos besar" yang mengatur distribusi. Nama-nama yang disebut-sebut antara lain Baco (pendana utama), Acel, Riko, Axel, Ginting (oknum polisi Minahasa), dan Alfa (oknum polisi Mitra/Minahasa Tenggara). Baco menggunakan preman untuk mengamankan gudang dan mengintimidasi pihak yang mencoba mengungkap kegiatan ilegal ini. Alfa, melalui istrinya, mengendalikan operasional lapangan, termasuk memantau armada dan sopir pengisian solar dari SPBU. Kasus serupa pernah melibatkan Alfa pada Februari 2025, namun kelanjutannya tak jelas.
Lokasi Gudang Ilegal:
- Kawangkoan (dekat SPBU)
- Tompaso Lama (jalan menuju Pinabetengan)
- Papakelan, Tondano (tiga lokasi)
- Tataaran (kompleks batu-batu)
- Tondano Barat (dua gudang)
- Desa Kulo Kembes 1
- Kasuang (dua lokasi)
- Langowan (Kampung Ampreng dan sekitar SMU Advent Klabat)
- Kiawa (dekat jembatan)
Tuntutan Penegakan Hukum:
Praktik ini merugikan masyarakat. UU Migas No. 22 Tahun 2001 mengancam pelaku dengan hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp6 miliar. Masyarakat mendesak Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Pol Roycke Harry Langie, untuk mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas para pelaku, termasuk oknum polisi yang terlibat. "Jangan sampai hukum hanya tajam ke bawah, tumpul ke atas," ujar seorang tokoh masyarakat Tondano. Upaya konfirmasi kepada Kasat Reskrim Polres Minahasa, AKP Edi Susanto, belum membuahkan hasil. (Tim)
