Langkah Kemanusiaan yang Mengubah Wajah Dunia Pendidikan
Manado — Di saat banyak sekolah berlomba mencetak juara akademik, SMA Negeri 9 Binsus Manado justru memilih jalur berbeda — menghadirkan klinik kesehatan modern di dalam lingkungan sekolah.
Bukan sekadar ruang UKS, tapi fasilitas medis lengkap layaknya mini emergency room yang siap siaga menangani siswa dan guru.
Di balik gebrakan ini berdiri sosok visioner Kepala Sekolah Hendra Massie, S.Pd. Langkahnya tak hanya mengejutkan, tapi juga menggugah empati banyak pihak, termasuk Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Utara, Ns. Suwandi I Luneto, S.Kep, M.Kes.
Patut diapresiasi. Ini gebrakan luar biasa dan wajib dicontoh sekolah lain. Kehadiran klinik ini bukan hanya bentuk kepedulian, tapi visi pendidikan yang humanis Klinik modern ini tak main-main.
Di dalamnya terdapat tempat tidur pasien, oksigen, alat infus, tensimeter digital, tirai pembatas, hingga perlengkapan medis lengkap, semua tertata rapi dan berstandar IGD.
Yang membuatnya semakin luar biasa, pengelolanya adalah perawat profesional, Ners Timothy, alumni Poltekkes Kemenkes Manado dan eks perawat RS Dr. J.H. Awaloei Tateli.
“Kami tangani setiap siswa dan guru sesuai prosedur medis. Mulai dari pemeriksaan vital sign, pemberian obat, sampai edukasi kesehatan,” ujar Ners Timothy dengan nada tenang dan penuh dedikasi.
Bagi Hendra Massie, klinik ini adalah simbol kasih dan tanggung jawab moral terhadap kesehatan warga sekolah.
“Kami ingin siswa dan guru merasa aman. Kalau ada yang sakit, langsung bisa tertangani di tempat. Semua lengkap dan siap digunakan,” katanya.
Ia bahkan memastikan kesejahteraan tenaga medis sekolah dijamin melalui Dana Peran Serta Masyarakat (DPSM) , hasil sinergi cerdas antara pihak sekolah dan orang tua.
Guru dan siswa kini merasa lebih tenang. “Di tengah tekanan kerja, mereka tahu ada tempat untuk beristirahat, pulih, dan mendapat motivasi baru,” tambah Hendra.
Ketua PPNI Sulut, Suwandi Luneto, menegaskan bahwa inovasi seperti ini adalah bukti kepemimpinan yang berorientasi pada kemanusiaan.
“Ini kepala sekolah visioner. Tidak banyak yang berpikir sejauh ini bahwa pendidikan tidak hanya mencerdaskan otak, tapi juga menyehatkan jiwa dan raga,” tegasnya.


