MANADO - Mentari pagi mengintip dari balik awan tipis, memantul di permukaan laut yang tenang di Pantai Karangria, Sindulang, Manado. Namun ketenangan itu segera dipenuhi semangat ratusan orang yang berdiri rapi mengikuti apel peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis 5 Juni 2025.
Di tengah barisan, berdiri sosok yang mencuri perhatian—Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus. Dengan kaus putih sederhana dan lengan panjang digulung, ia bukan hanya hadir memberi sambutan. Ia datang membawa aksi.
Sekitar 750 peserta dari lintas instansi hadir pagi itu: SKPD, Pemkot Manado, TNI-Polri, pelajar, hingga mahasiswa. Tapi atmosfernya jauh dari formal. Ini bukan sekadar apel rutin. Ini awal dari sebuah gerakan.
“Sulut adalah surga wisata. Mari jaga laut, pantai, dan udara kita. Perubahan dimulai dari langkah kecil,” ucap Gubernur dalam amanatnya, menambahkan pesan pribadi tentang pentingnya aksi nyata menjaga lingkungan.
Tak lama berselang, apel usai. Tapi langkah Gubernur justru baru dimulai. Dengan karung goni dan sapu lidi di tangan, ia menyusuri garis pantai. Di sampingnya, sang istri, Anik Yulius Selvanus, ikut memunguti sampah plastik dari sela karang.
Botol, styrofoam, plastik kresek—semua masuk ke dalam karung yang cepat terisi. Melihat itu, para peserta yang sebelumnya hanya menyaksikan, spontan bergabung. TNI, pelajar, pegawai pemerintah, hingga warga sekitar mulai membersihkan bersama.
Pantai Karangria pun berubah menjadi panggung kolaborasi. Tak ada jabatan, tak ada sekat. Hanya tangan-tangan kotor yang bekerja bersama untuk satu tujuan: bumi yang lebih bersih.
“Tindakan lebih kuat dari kata-kata. Saya ingin ini jadi ajakan, bukan tontonan,” ujar Gubernur, sembari menyeka keringat.
Aksi bersih-bersih itu berlangsung hampir satu jam. Bukan hanya tumpukan sampah yang terangkat, tetapi juga semangat baru untuk menjaga lingkungan. Di akhir kegiatan, pantai tampak lebih bersih, namun yang lebih penting: semangat gotong royong yang tertanam.
Pantai Karangria, yang sering jadi sasaran sampah kiriman, hari itu menjadi simbol harapan. Sebuah pengingat bahwa perubahan tidak selalu dimulai dari kebijakan besar, tapi dari satu tangan yang memungut sampah, satu langkah yang mengajak, dan satu teladan yang memberi inspirasi.
Hari Lingkungan Hidup tahun ini bukan hanya diperingati, tapi dirayakan dengan tindakan.