MANADO – Dunia pendidikan di Kota Manado kini berada di ujung tanduk. Puluhan Kepala Sekolah (Kepsek) dibiarkan merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt), sementara Wali Kota Andrei Angouw (AA) dan jajaran Dinas Pendidikan terlihat tutup mata. Kondisi ini menuai kritik keras, karena dianggap sebagai bentuk pembiaran yang bisa menghancurkan kualitas pendidikan dan masa depan generasi muda Manado.
Pemerhati pendidikan Bernard Lantong menilai, kelambanan pemerintah kota mempercepat restrukturisasi bukan lagi sekadar keteledoran, melainkan sebuah kesalahan fatal.
“Rangkap jabatan ini sudah berbulan-bulan. Kalau wali kota serius, seharusnya masalah ini dituntaskan. Jangan biarkan anak-anak sekolah jadi korban kebijakan molor,” tegas Bernard, Minggu (28/9/2025).
Menurutnya, dampak rangkap jabatan Kepsek bukan main-main. Konsentrasi pimpinan sekolah terpecah, manajemen kacau, hingga muncul peluang penyalahgunaan dana BOS karena lemahnya pengawasan.
“Banyak Kepsek lebih sibuk di sekolah baru ketimbang menjalankan tugas di sekolah definitifnya. Ini jelas bentuk pengabaian yang sangat berbahaya,” tandas Bernard.
Bernard bahkan menyindir keras kinerja Pemkot Manado yang dianggap hanya sibuk pencitraan, tapi lalai membenahi akar persoalan pendidikan.
“Kalau kepala sekolah saja tidak fokus, jangan harap kualitas pendidikan di Manado bisa meningkat. Ini sama saja mengorbankan masa depan ribuan siswa,” sindirnya.
Desakan pun muncul agar Wali Kota Andrei Angouw dan Kadisdikbud Manado segera melakukan tindakan tegas. Restrukturisasi dinilai wajib dipercepat, agar sekolah kembali memiliki kepemimpinan penuh dan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan normal tanpa hambatan.
Kritik ini menambah panjang daftar persoalan yang menampar wajah pemerintahan AA. Publik pun kini menunggu, apakah wali kota berani mengambil langkah konkret, atau terus membiarkan pendidikan Kota Manado terpuruk karena pembiaran fatal ini. (Tim)
