Manado - Sidang sengketa lahan Desa Sea kembali memunculkan sejumlah kejanggalan yang disorot tajam oleh kuasa hukum masyarakat Desa Sea, Noch Sambouw.
Usai persidangan di Pengadilan Negeri Manado, Senin (24/11), Sambouw menyampaikan kepada wartawan bahwa beberapa pernyataan dari pihak lawan, khususnya pengacara Jimmy Wijaya, dinilai janggal dan tidak konsisten.
Menurut Sambouw, dalam persidangan terungkap bahwa pengacara Jimmy Wijaya mengaku mengetahui pembayaran pajak oleh kliennya, namun di sisi lain menyatakan tidak mengetahui apakah masyarakat Desa Sea yang menggarap lahan sengketa tersebut juga membayar pajak. “Ini membingungkan.
Bagaimana mungkin seorang pengacara mengetahui detail tentang pajak kliennya, tapi sama sekali tidak mengetahui fakta dasar mengenai pihak yang sudah puluhan tahun menggarap lahan itu?” tegas Sambouw.
Kejanggalan lainnya muncul ketika pihak Jimmy Wijaya mengaku pernah tinggal cukup lama di Desa Sea. Namun, anehnya, ia mengaku tidak mengenal masyarakat yang kini menjadi tergugat dalam perkara tersebut padahal mereka adalah warga yang tinggal di kawasan yang sama.
“Beliau mengatakan pernah tinggal lama di Desa Sea, tetapi tidak mengenal tetangga sendiri yang kini menjadi pihak tergugat. Ini sangat tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin seseorang tinggal bertahun-tahun di satu desa tanpa mengetahui masyarakat yang tinggal di sekitarnya, apalagi mereka yang menggarap lahan yang dipersoalkan?” ujar Sambouw.
Kuasa hukum masyarakat Desa Sea meminta majelis hakim memberi perhatian serius terhadap pernyataan-pernyataan yang dianggap kontradiktif tersebut, karena dinilai dapat memengaruhi objektivitas dan kebenaran materi persidangan.
Sambouw juga menegaskan bahwa masyarakat Desa Sea tetap pada pendirian untuk memperjuangkan hak atas lahan yang diwariskan turun-temurun dan telah dikelola secara legal maupun adat selama bertahun-tahun.
Sidang akan kembali dilanjutkan pada agenda berikut dengan pemanggilan saksi tambahan. Publik menunggu kelanjutan kasus ini yang dinilai penuh dinamika dan kepentingan besar.


