Bitung - Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus Komaling (YSK) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan masyarakat. Selasa (11/11/2025), Gubernur Yulius hadir langsung di gudang Bulog Paceda, Bitung, melepas penyaluran cadangan pangan pemerintah (CPP) sebanyak 14 ton yang akan didistribusikan ke 15 kabupaten/kota se-Sulawesi Utara.
Bagi Gubernur Yulius, program ini bukan sekadar agenda administratif, tetapi wujud tanggung jawab moral dan sosial seorang pemimpin untuk memastikan setiap keluarga di Sulut bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan damai dan cukup pangan.
“Saya ingin memastikan tidak ada warga Sulut yang kelaparan atau kesulitan menjelang Natal. Bantuan ini harus tiba tepat waktu dan tepat sasaran, hingga ke pulau-pulau terluar seperti Miangas,” tegas Gubernur.
Dalam peluncuran tersebut, Gubernur tampak meninjau langsung proses pengepakan dan pengiriman bantuan, memastikan standar kualitas beras dan minyak goreng yang akan diterima masyarakat. Sebanyak 139 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan mendapatkan 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng untuk dua bulan penyaluran.
Gubernur juga menekankan bahwa kepedulian ini berjalan seiring dengan komitmen menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat, terutama di masa menjelang Nataru. Upaya terpadu ini telah mengantarkan Sulut berada di peringkat tiga nasional daerah dengan inflasi terendah.
“Capaian ini adalah hasil kerja bersama, tetapi yang terpenting adalah semangat untuk saling peduli. Pemerintah hadir bukan hanya dalam kebijakan, tetapi dalam tindakan nyata,” ujar Gubernur penuh makna.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulut–Gorontalo, Erwin Tora, memastikan stok beras mencapai 20 ribu ton dan aman hingga Maret 2026. Ia juga memuji kepedulian Gubernur yang selalu turun langsung mengawal program-program sosial kemasyarakatan.
“Perhatian Pak Gubernur luar biasa. Beliau memastikan sendiri agar bantuan sampai ke masyarakat tanpa hambatan,” tutur Tora.
Langkah Yulius Selvanus Komaling ini semakin menegaskan citra dirinya sebagai pemimpin yang tidak berjarak dengan rakyatnya — pemimpin yang tak hanya berbicara di balik meja, tapi hadir di tengah masyarakat, memastikan setiap butir beras dan tetes minyak benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan.
.jpg)
