RATAHAN - Cuaca yang berubah akhir-akhir ini dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Diantaranya penyakit Demam Berdarah (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Minahasa Tenggara langsung gerak cepat (Gercep) dan terus berupaya mengantisipasi penyebaran DBD yang mengintai masyarakat.
Kepala Dinkes Minahasa Tenggara, dr Tommy Soleman mengungkapkan sejauh ini di Kabupaten Minahasa Tenggara, pihaknya mengidentifikasi satu kasus disebabkan nyamuk Aedes Aegypti meninggal dunia. Dengan kejadian tersebut pihaknya terus mencegah penyebaran DBD baik melakukan fogging ataupun 3 M (menguras, mengubur dan menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
"Dari data yang kami identifikasi ada korban meninggal dunia akibat DBD. Sementara lainnya masih dirawat dan mendapat penanganan medis dengan gejala penyakit yang sama," ucap Soleman, sembari mengatakan pihaknya masih mengidentifikasi masyarakat yang dirawat karena gejala DBD.
Lanjut dikatakan mantan Kepala DLH dan Balitbang ini, untuk melakukan fogging pihaknya melihat dari banyaknya jentik nyamuk yang tersebar di area tersebut. Dia bilang, kalau jentik nyamuk sedikit, tidak dilakukan fogging melainkan lebih ke penanganan 3M bersama dengan masyarakat.
"Sedangkan jarak fogging dari dalam rumah penderita berkisar 100 meter. Dimana pengasapan dilakukan dua siklus dengan interval waktu satu Minggu. Kalau satu rumah di fogging semua harus dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi nyamuk yang tidak mati namun berpindah sarang," jelasnya.
Untuk mencegah agar lingkungan sekitar tidak menjadi sarang nyamuk penyebab DBD, Soleman menghimbau agar masyarakat sering membersihkan lingkungan sekitar dan menjaga pola hidup sehat.
"Bersihkan dengan menguras tempat penampungan air, selokan dan lainnya yang dapat menyebabkan perkembangan nyamuk. Kemudian menutup rapat tempat penampungan air serta mengubur barang yang sudah tidak terpakai yang menjadi sarang nyamuk," tukasnya. (***)
