Iklan

Iklan

Bukan Sekadar Menyembelih, Ketua PPNI Sulut Tunjukkan Makna Kurban Lewat Aksi dan Keteladanan

Swara Manado News
Minggu, 08 Juni 2025, 11:22 WIB Last Updated 2025-06-09T03:22:36Z


MANADO
– Di tengah gema takbir yang membelah pagi Iduladha, ada sosok sederhana yang mencuri perhatian di pelataran Masjid Hijratussalam, Manado. Mengenakan baju koko putih bersih dan sarung tenun khas Sulawesi, Ns. Suwandi I. Luneto, S.Kep, M.Kes, hadir lebih awal dari waktu salat.

Bukan hanya sebagai jemaah, tapi sebagai pribadi yang membawa misi lebih dalam: menunaikan ibadah kurban sebagai simbol rasa syukur dan pengabdian.


Suwandi, yang dikenal sebagai Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Utara sekaligus Direktur SDM dan Pendidikan di salah satu rumah sakit ternama, menyisihkan waktunya dari rutinitas padat demi menjalankan ibadah ini dengan sepenuh hati.

“Menurut mazhab Syafi’i, kurban memang sunnah, tapi sangat dianjurkan. Ini bukan hanya soal pahala, tetapi juga wujud keikhlasan dan kepedulian sosial,” ujarnya lembut, usai menyerahkan seekor sapi untuk disembelih dan dibagikan kepada warga sekitar.

Bagi Suwandi, Iduladha bukan hanya peristiwa keagamaan. Ia melihatnya sebagai pengingat spiritual tentang esensi berbagi dalam profesi keperawatan—profesi yang menuntut lebih dari sekadar keahlian, tapi juga empati dan jiwa pengorbanan.

“Seorang perawat sejatinya tak hanya menyembuhkan luka fisik, tetapi juga menyalakan harapan. Dan kurban adalah bentuk lain dari memberi tanpa pamrih,” tuturnya dengan penuh makna.

Dalam suasana penuh khidmat, ratusan jemaah menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban. Suwandi tak hanya hadir, tapi juga aktif membantu panitia dalam proses pendistribusian daging kepada masyarakat yang membutuhkan.

Lebih dari itu, semangat gotong royong tampak kuat. Anggota dan pengurus PPNI Sulut pun turut terlibat di berbagai titik, membuktikan bahwa nilai-nilai solidaritas bisa hadir dalam bentuk nyata—tak hanya lewat tangan yang merawat, tapi juga tangan yang memberi.

Di tengah aroma daging yang dibagikan dan suara takbir yang tak henti dikumandangkan, ada satu pesan yang tak terucap namun terasa kuat: bahwa kurban bukan hanya soal daging, tetapi tentang nilai yang menyatu dalam tindakan nyata.

“Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi, tak hanya bagi rekan-rekan perawat, tapi seluruh masyarakat. Berbagi itu tidak harus besar, asal tulus dan dari hati,” tutup Suwandi, dengan senyum yang mencerminkan ketenangan dan ketulusan. 


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Bukan Sekadar Menyembelih, Ketua PPNI Sulut Tunjukkan Makna Kurban Lewat Aksi dan Keteladanan

Terkini

Iklan